AlasanRasulullah SAW puasa Senin Kamis. 1. Hari turunnya Al Qur'an. Dalam pandangan Rasulullah, puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang punya keutamaan dan dilaksanakan di hari istimewa, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah: Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni Afgani. Agarsahabat lebih memahami apasih sebenarnya perbedaan alien, stranger dan foreigner dalam bahasa inggris, maka akan kita bahas satu persatu berikut ini: Pengertian Stranger dalam Bahasa Inggris dan Contoh Kalimatnya. Dikutip dari espressoenglish.net, A stranger is a person you don't know. Maksudnya? Yup, stranger Itulahsebabnya mengapa Imam Syafii pernah mengatakan bahwa kullu fi'lillaah bil hikmah --setiap perbuatan Allah pasti mengandung hikmah 14 Abad lalu Nabi Saw bersabda, "Shumu Tashihhu; Puasalah niscaya kamu akan sehat" (HR. al-Thabrani). Dalam hadits yang lain, Nabi Saw bersabda :" Perut adalah rumah penyakit, dan pengaturan makanan adalah 1tulang sumsum berukuran besar. Read more resep pancake tanpa baking powder 1.195 resep bumbu bakso bakar enak dan sederhana ala Walaupun mudah dicari, bukan berati kita tidak perlu membuat sendiri dirumah lho, karena selain lebih enak dan lebih terjamin kebersihannya, cara membuat tahu bakso tidaklah sulit. Resep bakso enak untuk jualan. Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Rasulullah saw, berkata "ayat ini turun kepada Nabi saw di rumah Umi Salamah yaitu ayat "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya", kemudian Nabi memanggil Fatimah, Hasan dan Husain, dan menaungi mereka dengan kain kisa RasulullahPernah Mengatakan Puasalah Kamu Supaya 7 June 2022. Resep Cendol Nutrijel Tepung Beras 7 June 2022; Resep Kacang Sembunyi Tanpa Kulit Pangsit 7 June 2022; Resep Pisang Aroma Aneka Rasa 7 June 2022; Rangkaian Lampu Flip Flop 220v 7 June 2022; Resep Masakan Dalam Bahasa Inggris . Derajat Hadis “Berpuasalah Maka Kamu Akan Sehat” Tersebar di masyarakat, beberapa penceramah di bulan Ramadhan sering menyampaikan ungkapan ini. Maksudnya sangat baik, memotivasi orang agar mau rajin berpuasa. Namun sangat disayangkan, mereka mengklaim istilah ini sebagai sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, padahal sejatinya bukan. Bahaya Menyampaikan Hadis Dhaif Meskipun hadis ini maknanya baik, namun bukan berarti kita bebas menyampaikannya atas nama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena nabi shallallahu alaihi wa sallam mengancam orang yang menyampaikan hadis dusta atas nama beliau. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ حَدّثَ عَنِّي بِحَديثٍ يُــرَي أَنّه كَذِبٌ فَهو أَحَدُ الكَاذِبِين “Barangsiapa yang menyampaikan suatu hadis dariku, sementara dia menyangka bahwasanya hadis tersebut dusta, maka dia termasuk diantara salah satu pembohong.” HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya, 17. Imam Ibn Hibban dalam Al-Majruhin 19, mengatakan “Setiap orang yang ragu terhadap hadis yang dia riwayatkan, apakah hadis tersebut shahih ataukah dhaif, tercakup dalam ancaman hadis ini.” Dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, Hal. 160. Karena itu para ulama telah menegaskan, terlarang menyampaikan hadis semacam ini, kecuali jika disertai keterangan derajat lemahnya hadis, dalam rangka mengingatkan masyarakat terhadap hadis tersebut. Hadis صُومُوا تَصِحُّوا Sebagaimana yang telah ditegaskan di awal, ungkapan ini bukan hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ungkapan ini diriwayatkan dari beberapa jalur yang dhaif, berikut rinciannya Jalur pertama, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dengan lafadz اغْزُوا تَغْنَمُوا، وَصُومُوا تَصِحُّوا، وَسَافِرُوا تَسْتَغْنُوا “Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan, berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan kaya.” Sanad hadis ini Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shaleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda demikian. Diriwayatkan Al-Uqaili dalam Ad-Dhu’afa al-Kabir, 292, At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath 8174, dan disebutkan dalam satu kumpulan hadis karya Abu Arubah Al-Harrani no. 45. At-Thabrani mengatakan “Hadis dengan lafadz semacam ini tidak ada yang meriwayatkan dari Suhail kecuali Zuhair bin Muhammad.” Perawi yang bermasalah dalam sanad hadis ini ada dua 1. Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud Dia dikenal dengan sebutan Bumah’. Abu Hatim mengatakan Munkarul Hadis’, sebagaimana keterangan dalam Tahdzibut Tahdzib 9200. Perawi ini hanya disebutkan oleh An-Nasai saja. 2. Zuhair bin Muhammad, Abul Mundzir Al-Khurasani. Para kritikus hadis berbeda pendapat tentang status orang ini. Kesimpulannya, keadaan orang ini dirinci Jika yang meriwayatkan darinya adalah penduduk Syam, maka ada yang munkar dalam hadisnya, namun jika yang meriwayatkan darinya adalah penduduk Iraq, maka hadisnya shahih. Al-Bukhari mengatakan ما روى عنه أهل الشام فإنه مناكير ، وما روى عنه أهل البصرة فإنه صحيح “Hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Syam maka itu munkar, dan hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Bashrah maka itu shahih.” Abu Hatim mengatakan محله الصدق ، وفي حفظه سوء ، وكان حديثه بالشام أنكر من حديثه بالعراق لسوء حفظه ، فما حدث من حفظه ففيه أغاليط ، وما حدث من كتبه فهو صالح “Posisinya saduq hadis hasan, hafalannya kurang bagus. Hadisnya di Syam lebih lemah dari pada hadisnya di Iraq karena lemah hafalannya. Karena itu, hadis yang dia sampaikan dengan hafalannya, banyak kesalahan, dan hadis yang dia sampaikan dari catatannya, hadis yang diterima.” Simak Tahdzibut Tahdzib, 3350 Rincian semacam ini yang dipilih Al-Hafidz Ibnu Hajar, sebagaimana keterangan beliau di Taqribut Tahdzib, 1316. Imam al-Albani mengacu pada penilaian ini untuk menilai hadis di atas. Beliau mengatakan “Zuhair bin Muhammad dhaif dalam riwayat penduduk Syam, dan hadis ini diantaranya.” As-Silsilah Ad-Dhaifah, no. 253. Jalur kedua, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, dengan lafadz صوموا تصحوا “Berpuasalah agar kalian sehat.” Hadis ini disebutkan oleh Ibnu Adi dalam Al-Kamil, 2357, dari jalur Husain bin Abdullah bin Dhamirah, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda demikian. Sanad hadis ini rusak, karena Husain bin Abdullah bin Dhamirah dinilai pendusta oleh Imam Malik. Abu Hatim mengatakan متروك الحديث كذاب “Hadisnya dibuang, Sang pendusta.”. Imam Ahmad mengatakan “Tidak perlu digubris sedikit pun.” Lisan Al-Mizan, 2289 Disadur dari Fatwa Islam, no. 144126 Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina 🔍 Definisi Syariah, Alquran Terbuka, Pengertian Istidraj, Cara Sholat Sunnah Sebelum Subuh, Doa Agar Melahirkan Mudah Dan Selamat, Tuntunan Shalat Tahajud KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 Tilmidzi “Puasa apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW sebelum datang puasa Ramadhan?” Mudariszi “Salah satu puasa yang dijalankan oleh Rasulullah SAW dan sahabat sebelum datang kewajiban puasa Ramadhan, yaitu puasa Asyura. Puasa Asyura telah dikerjakan oleh penduduk Mekkah sebelum Al Qur’an turun. Dan hal itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dan Aisyah, ia berkata “Kaum Quraisy dahulu sama puasa pada hari Asyura, yaitu di zaman Jahiliyah, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar para sahabatnya berpuasa pula.” HR Bukhari Dari Jabir bin Samurah, dia berkata “Dahulu Rasulullah SAW pernah menyuruh kami untuk berpuasa pada hari Asyura, menganjurkannya, dan senantiasa memperhatikan keadaan kami ketika menjelang tanggal sepuluh bulan Muharram.” HR Muslim Ketika hijrah ke Madinah, Rasuluillah SAW dan sahabat tetap berpuasa Asyura, sekalipun puasa Asyura itu dikerjakan pula oleh kaum Yahudi guna menghormati kemenangan Nabi Musa dan Bani Israil atas Fir’aun. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Ibnu Abbas, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW setiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi sama melakukan puasa pada hari Asyura. Ketika ditanya tentang puasanya itu, mereka sama menjawab “Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa dan kaum Bani Israil atas Fir’aun. Karena itulah kami merasa perlu untuk berpuasa pada hari ini sebagai penghormatan kami padanya.” Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW bersabda “Kami lebih berhak daripada kalian dalam hal ini.” Kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu.” HR Muslim Setelah datang kewajiban puasa Ramadhan, Rasulullah SAW membolehkan puasa Asyura bagi siapa yang mau mengerjakannya, dan itu dijelaskan sebagai berikut Dari Aisyah, dia berkata “Sesungguhnya kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura dan Ra­sulullah SAW juga berpuasa pada hari itu. Kemudian ketika beliau sudah berhijrah berimigrasi ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu. Beliau juga menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu juga. Namun ketika puasa bulan Ramadhan telah diwajibkan, beliau bersabda “Barangsiapa yang menghendakinya, tentu dia diperbolehkan berpuasa pada hari itu, dan barangsiapa yang tidak menghendakinya, dia juga diperbolehkan untuk meninggalkannya.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah mendapat pahala dengan mengerjakan puasa Asyura?” Mudariszi “Ya! Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW ber­sabda “Puasa hari Asyura itu, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun yang sebelumnya.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW mengerjakan puasa yang lain?” Mudariszi “Setelah datang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengerjakan puasa bersambung puasa wishal atau tidak berbuka. Puasa wishal Rasulullah lalu diikuti sahabat, itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Anas, dia berkata “Sesungguhnya Rasulul­lah SAW pernah mengerjakan sembahyang di bulan Ramadhan. Seben­tar kemudian saya datang lalu ikut berdiri di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula berdiri di sampingku begitu seterus­nya, sampai jumlahnya kira-kira sebanyak sepuluh orang. Ketika Rasulullah SAW merasa bahwa ada beberapa orang berada di sampingnya, beliau mengerjakan sembahyang secukupnya saja kemudian bergegas masuk ke rumah untuk melanjutkan sembahyang lagi yang tidak sebagaimana biasanya. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau “Apakah semalam Anda sengaja memberikan pelajaran kepada kami?” Beliau menjawab “Betul, itulah alasan yang mendorongku melakukan­nya.” Anas berkata “Kemudian Rasulullah SAW melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadhan. Mengetahui hal itu, maka ada beberapa orang sahabat yang ikut-ikutan berpuasa sambung. Rasu­lullah SAW kemudian bersabda “Apa maunya orang-orang itu ikut-­ikutan berpuasa sambung bersamaku! Sesungguhnya mereka itu tidak seperti aku. Demi Allah, seandainya saja bulan ini ditambah untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kemauannya itu.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW melarang sahabat puasa wishal?” Mudariszi “Ya! Rasulullah SAW melarang sahabat mengikuti beliau berpuasa wishal, sebagai berikut Dari Anas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda “Janganlah kamu wishal puasa tidak berbuka.” Para sahabat berkata “Sesung­guhnya engkau wishal puasa tidak berbuka.” Beliau bersabda “Aku tidak seperti salah seorang di antaramu. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum.” Atau dalam salah satu riwayat disebutkan “Sesungguh­nya pada setiap malam aku diberi makan dan minum oleh Allah.” HR Bukhari Dari Abu Hurairah, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Hendaklah kalian semua jangan berpuasa sambung.” Mereka berkata “Bukankah Anda sendiri juga melakukan­nya, ya Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kalian dalam hal ini tidak seperti aku. Sebab di waktu malam aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Sebaiknya kalian beramal sebatas kemampu­an kalian saja.” HR Muslim Rasulullah SAW melarang sahabat berpuasa wishal karena alasan ini Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Sesung­guhnya Rasulullah SAW bertanya kepadaku “Benarkah kamu selalu melakukan sembahyang pada malam hari dan berpuasa pada siang hari­nya?” Aku jawab “Benar.” Rasulullah SAW bersabda “Kalau terus-terusan kamu lakukan itu, maka matamu akan merasa ngantuk dan badanmu menjadi lemah. Matamu itu punya hak atas dirimu. Dirimu punya hak atas dirimu sendiri. Dan isterimu juga punya hak atas dirimu. Oleh karena itu, beribadahlah pada malam hari tetapi juga tidurlah, ber­puasalah tetapi juga berbukalah.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk berpuasa sunnat yang lain?” Mudariszi “Ya! Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Yahya, dia berkata “Abu Salamah berkata “Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Amr bin Al Ash pernah me­riwayatkan hadits kepadaku. Kata Abdullah “Dahulu, aku pernah berpuasa selama satu tahun penuh dan membaca Al Qur’an setiap malam hari. Lantas suatu saat aku diadukan kepada Rasulullah SAW. Beliau lantas mengutus seorang kurir untuk memanggilku. Tentu saja aku penuhi panggilan beliau itu. Rasulullah SAW menanyaiku “Betulkah kamu berpuasa sampai setahun penuh dan biasa membaca Al Qur’an hampir setiap malam?” Aku jawab “Betul, wahai Rasulullah. Tetapi hal itu aku maksudkan hanya demi kebaikan saja.” Rasulullah SAW bersabda “Sebenarnya sudah cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, se­sungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu.” Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya isteri punya hak atas dirimu.” Selanjutnya beliau bersabda “Maka dari itu, berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud. Sesungguhnya Daud adalah termasuk orang-orang yang pa­ling taat beribadah.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, bagaimana cara Nabi Daud berpuasa?” Beliau menjawab “Nabi Daud biasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda “Bacalah Al Qur’an pada tiap-tiap bulan.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu me­lakukan lebih dari itu.” Beliau bersabda “Bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam dua puluh hari.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.” Beliau bersabda “Kalau begitu bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam sepuluh hari.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.” Beliau bersabda “Kalau begitu bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam tujuh hari. Jangan kamu sangkal lagi hal itu. Sebab isterimu mempunyai hak atas dirimu. Temanmu punya hak atas dirimu. Bahkan kamu juga punya hak atas dirimu sendiri.” HR Muslim Tilmidzi “Bagaimana puasa Nabi Daud tersebut?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa dan shalat Nabi Daud sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah ialah puasanya Nabi Daud. Sembahyang yang pa­ling disukai oleh Allah ialah sembahyangnya Nabi Daud. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia pergunakan untuk tidur kembali. Nabi Daud ber­puasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” HR Muslim Nabi Daud yang juga seorang Raja, memimpin rakyatnya dengan adil dan berperang berjihad melawan orang-orang kafir yang ingin melenyapkan agama Allah. Nabi Daud ingin agar Allah SWT mengaruniakan petunjuk dan pertolongan kepadanya supaya beliau dapat memimpin dengan tubuh yang kuat dan akal pikiran yang benar. Karena itu puasa Nabi Daud merupakan puasa yang utama. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia ber­kata “Rasulullah SAW bersabda “Kalau begitu berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud.” Aku ber­tanya “Bagaimana cara puasanya Nabi Daud itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Dia berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari. Akan tetapi dia tetap tegar dalam menghadapi musuh di medan pertempur­an.” HR Muslim Dari Abdullah bin Amr, ia berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Yang demikian itu adalah seperti puasa Nabi Dawud dan itulah puasa yang utama.” HR Bukhari Tilmidzi “Jika demikian, apakah tidak ada puasa setahun?” Mudariszi “Tidak ada puasa selama setahun. Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Qa­tadah, dimana ia berkata “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW “Wahai Rasulullah, bagaimana bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun?” Beliau bersabda “Tidak ada puasa dan tidak ada berbuka sepanjang tahun atau ia tidak boleh berpuasa dan tidak boleh berbuka sepanjang tahun.” HR Tirmidzi Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepadaku “Ketahuilah, sesungguhnya tidak dianggap berpuasa orang yang justru berpuasa terus menerus.” HR Muslim Tilmidzi “Bagaimana dengan puasa tiga hari setiap bulan?” Mudariszi “Rasulullah SAW menyuruh sahabat puasa tiga hari setiap bulan, sebagai berikut Dari Mu’adzah Al Adawiyah, ia bertanya kepada Aisyah “Apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa tiga hari setiap bulan?” Aisyah menjawab “Betul. Memang itu yang biasa beliau lakukan.” Ia bertanya lagi kepada Aisyah “Pada hari-hari apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa pada bulan-bulan tersebut?” Aisyah menjawab “Beliau tidak terlalu mempersoalkan itu dalam menjalankan puasanya.” HR Muslim Rasulullah SAW tidak menetapkan hari-hari khusus ketika berpuasa tiga hari setiap bulan tersebut, beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Alqamah, saya berkata kepada Aisyah “Apakah Rasulullah SAW mengkhususkan hari-hari dengan sesuatu?” Ia men­jawab “Tidak, amal beliau itu kekal, siapakah di antara kalian yang kuat terhadap sesuatu yang mana Rasulullah SAW itu kuat?” HR Bukhari Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.” HR Tirmidzi Dari Abdullah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW selalu berpuasa tiga hari pada awal setiap bulan, dan jarang sekali Rasulullah berbuka pada hari Jum’at.” HR Tirmidzi Tapi Rasulullah SAW menyeru sahabat agar berpuasa tiga hari setiap bulan di pertengahan bulan yaitu pada tanggal tiga belas 13, empat belas 14 dan lima belas 15. Itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Abu Hurairah, ia berkata “Kekasihku memberi wasiat yakni pesan kepadaku untuk mengerjakan puasa tiga hari dari setiap bulan yakni tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, mengerja­kan shalat Dhuha sebanyak dua raka’at, dan mengerjakan shalat Witir sebelum aku tidur.” HR Bukhari Dari Al-A’masy, dimana ia berkata “Saya mendengar Yahya bin Bassam menceritakan tentang Musa bin Thalhah dimana ia berkata “Saya mendengar Abu Dzarr berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Wahai Abu Dzarr, apabila kamu berpuasa tiga hari dari sesuatu bulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14 dan 15.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah mendapat pahala jika berpuasa tiga hari setiap bulan?” Mudariszi “Ya! Allah SWT melarang sahabat berpuasa wishal dan menyuruh untuk berbuka puasa. Dengan berpuasa tiga hari setiap bulan, maka sahabat berarti puasa sepanjang tahun karena satu perbuatan baik dibalas-Nya dengan sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW menjelaskan itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata “Rasulullah SAW bersabda kepadaku “Dan sesungguhnya cukuplah kiranya jika engkau puasa tiap-tiap bulan tiga hari. Maka untuk setiap kebaikanmu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sesungguhnya yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa.” HR Bukhari Dari Abu Dzarr, dimana ia berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka yang demikian itu adalah puasa sepanjang tahun, dimana Allah Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi membenarkan yang demikian itu di dalam kitab–Nya “Barangsiapa yang datang dengan mengerjakan ke­baikan, maka ia mendapatkan sepuluh kalinya.” surat Al An’aam ayat 160. Satu hari dibalas dengan sepuluh hari.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW membolehkan sahabat berpuasa pada hari-hari khusus?” Mudariszi “Rasulullah SAW melarang sahabat berpuasa pada hari-hari khusus, sebagai berikut Dari Abdullah bin Busr dari saudara perempuannya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu sekalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kamu.” HR Tirmidzi Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, dia berkata “Aku pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah ketika dia tengah melakukan thawaf di sekitar Baitullah Ka’bah “Apakah Rasulullah SAW pernah melarang orang berpuasa pada hari Jum’at saja?” Jabir menjawab “Ya, demi Tuhan Ka’bah ini.” HR Muslim Rasulullah SAW mengizinkan berpuasa di hari Jum’at dengan ketentuan sebagai berikut Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasu­lullah SAW telah bersabda “Janganlah kamu mengistimewakan malam Jum’at untuk bersembahyang daripada malam-malam yang lainnya, dan janganlah kamu mengistimewakan hari Jum’at untuk berpuasa daripada hari-hari yang lainnya, kecuali bagi seseorang di antara kamu yang memang harus berpuasa pada hari itu.” HR Muslim Dari Abu Hurairah, ia berkata “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu berpuasa pada hari Jum’at melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.” HR Bukhari Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW mengerjakan dan menyuruh puasa hari Senin dan Kamis?” Mudariszi “Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan puasa khusus pada hari Senin dan Kamis. Tidak ada sunnah Rasulullah yang menjelaskan Rasulullah SAW berpuasa khusus pada hari Senin dan Kamis setiap minggu. Dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Tersebutlah di dalam riwayat Syu’bah, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa hari Senin dan Kamis. Namun kalimat “dan Kamis” sengaja tidak aku singgung-singgung lantaran aku curiga dengan keabsahannya. Pada jalur yang lain, Syu’bah meriwayatkan sebuah hadits yang sama dengan haditsnya Syu’bah tersebut. Hanya saja yang dia sebut cuma kalimat “hari Senin”, dan tidak menyebut kalimat “hari Kamis.” HR Muslim Adapun Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin itu untuk dirinya sendiri yaitu seperti beliau puasa wishal karena alasan berikut ini Dari Abu Qatadah Al Anshari, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang berpuasa pada hari Senin. Rasu­lullah SAW menjawab “Itu adalah hari kelahiranku, dan pada hari itu pula Al Qur’an diturunkan kepadaku.” HR Muslim Dan Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin, demikian pula beliau tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Jika Rasulullah SAW puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti beliau puasa pada hari-hari khusus, padahal beliau melarang puasa pada hari-hari khusus seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, jika Rasulullah SAW menyuruh puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti berpuasa delapan hari setiap bulan, dan itu berbeda jumlah hari dengan puasa tiga hari setiap bulan yang beliau tetapkan. Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa beliau yang jatuh pada hari Senin dan Kamis itu, sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” HR Tirmidzi Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Amal-amal perbuatan itu diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka saya ingin agar amal per­buatanku itu diangkat sewaktu saya sedang berpuasa.” HR Tirmidzi Puasa Rasulullah pada hari Senin dan Kamis dalam sunnah Rasuluillah di atas tersebut bukan tidak mungkin puasa tiga hari beliau, karena beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.” HR Tirmidzi Karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Rasulullah SAW tidak pernah pula menjelaskan balasan pahala dari puasa hari Senin dan Kamis seperti balasan pahala dari puasa-puasa sunnat lain yang beliau tetapkan.” Tilmidzi “Bagaimanakah Rasulullah SAW mengerjakan puasanya?” Mudariszi “Hal itu dijelaskan sunnah Rasulullah berikut ini Dari Aisyah, ia berkata “Pernah Rasulullah SAW lalu berpuasa, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berbuka. Dan juga pernah aku lihat beliau selalu tidak berpuasa atau berbuka, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Tetapi aku belum pernah melihat sama sekali Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Yang paling sering aku melihat beliau banyak berpuasa ialah kalau bulan Sya’ban.” HR Muslim Dari Aisyah, ia berkata “Dalam kurun waktu satu tahun, maka bulan Sya’ban lah yang seringkali diisi oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa. Selanjutnya beliau bersabda “Kerjakanlah amalan-­amalan yang kamu mampui, sebab Allah tidak akan merasa bosan sampai kamu sendiri yang bosan. Dan amalan yang paling baik dan disukai oleh Allah ialah amalan yang selalu dikerjakan oleh seseorang, sekalipun hanya sedikit maupun kecil.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW puasa pada hari Arafah?” Mudariszi “Pada waktu Rasulullah SAW mengerjakan Haji, maka beliau tidak berpuasa Arafah, dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Dari Ummul Fadhl bin Harits, bahwasanya ada beberapa orang saling berbantahan di dekat Ummul Fadhl mengenai hari Arafah, apakah Rasulullah SAW berpuasa pada hari itu. Maka ada sebagian yang mengatakan “Beliau berpuasa”, dan ada sebagian yang lain mengatakan “Beliau tidak berpuasa.” Oleh sebab itu Ummu Fadhal mengirimkan segelas susu. Pada saat itu beliau sedang berhenti dan berada di atas un­tanya, lalu beliau minum.” HR Bukhari Demikian pula ketika di Mina hari-hari Tasyriq, yaitu Rasulullah SAW melarang sahabat puasa, seperti dijelaskan sebagai berikut Dari Nubaisyah Al Hudzali, dia berkata “Sesung­guhnya Rasulullah SAW bersabda “Hari-hari Tasyriq itu adalah hari-­hari untuk makan dan minum.” HR Muslim Tapi bagi orang-orang yang berhaji Tamattu, maka puasa di Mina atau hari-hari Tasyriq dibolehkan, dan itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Hisyam, ia berkata “Aku diberitahu oleh Ayahku bahwa Aisyah puasa pada hari-hari Mina, dan Ayahnya juga puasa pada hari-hari itu.” HR Bukhari Dari Ibnu Umar, ia berkata “Mergerjakan puasa itu boleh bagi orang yang bertamattu dengan Umrah sampai ke Hajji sehingga pada hari Arafah. Maka jika orang itu tidak mendapatkan hadyu dan tidak puasa, maka dia boleh berpuasa pada hari-hari Mina.” HR Bukhari Puasa Arafah dibolehkan oleh Rasulullah SAW bagi umat Islam yang tidak berhaji dengan balasan pahala sebagai berikut Dari Abu Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW ber­sabda “Puasa pada hari Arafah, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Jika demikian, puasa sunnat apa sajakah yang disuruh ditetapkan oleh Rasulullah SAW?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Qatadah, seorang lelaki pernah datang menghadap Rasulullah SAW lalu mengajukan pertanyaan “Bagaimana puasa Anda?” Mendengar pertanyaan itu Rasulullah SAW sempat marah. Umar yang melihat hal itu segera berkata “Aku rela Allah sebagai Tuhan. Islam sebagai agama. Dan Muhammad sebagai utusan. Aku ber­lindung kepada Allah dari murka-Nya dan juga dari murka Rasul-Nya.” Kata-kata itu diulang-ulang terus oleh Umar hingga kemarahan di wajah Rasulullah SAW nampak mereda. Barulah kemudian Umar bertanya “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?” Rasulullah SAW menjawab “Dia tidak di­anggap berpuasa dan juga tidak dianggap berbuka.” Umar bertanya lagi “Bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka dua hari?” Rasulullah SAW balik bertanya “Apakah ada orang yang sanggup melakukan itu?” Umar kembali bertanya “Dan bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?” Rasulullah SAW menjawab “Yang demikian itulah puasanya Nabi Daud.” Umar bertanya lagi “Bagaimanakah dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?” Rasulullah SAW menjawab “Aku suka hal itu, jika aku diberi kekuatan untuk melakukannya.” Selanjutnya beliau bersabda “Berpuasalah cukup tiga hari dalam sebulan. Berpuasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya ada­lah seperti berpuasa satu tahun penuh. Berpuasa pada hari Arafah yang dilakukan semata mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan berpuasa pada hari Asyura yang dilakukan semata hanya untuk mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa setahun yang telah lewat.” HR Muslim Dari Abu Ayyub Al Anshari, sesungguhnya Ra­sulullah SAW bersabda “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka seakan-akan dia berpuasa selama setahun.” HR Muslim Dari Ali, dimana ia berkata “Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW sedangkan waktu itu saya duduk di sisi beliau “Wahai Rasulullah, bulan apakah yang engkau perintahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan perin­tahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan Ramadhan?” Beliau menjawab “Jika kamu ingin berpuasa sesudah bulan Ramadhan, maka puasalah pada bulan Muharram karena bulan itu adalah bulan Allah; pada bulan itu terdapat suatu hari dimana Allah menerima taubat se­suatu kaum, dan di hari itu pula Allah menerima taubat kaum yang lain.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Bagaimana dengan isteri yang ingin berpuasa sunnat?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Hurai­rah dari Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda “Seorang istri itu tidak boleh berpuasa satu hari pun selama suaminya berada di sampingnya, kecuali dengan izin suaminya itu selain puasa bulan Ramadhan.” HR Tirmidzi Wallahu a’lam. Jakarta - Puasa Senin Kamis adalah salah satu puasa sunah yang sering dikerjakan Rasulullah SAW. Rupanya, ada beberapa alasan Rasullah SAW menjalankan puasa Senin Senin Kamis merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa Senin Kamis tidak jauh berbeda dengan puasa di bulan suci Ramadhan, seperti dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah oleh Nur keutamaan dan alasan Rasulullah SAW rajin melakukan puasa Senin Rasulullah SAW puasa Senin Kamis1. Hari turunnya Al Qur'anDalam pandangan Rasulullah, puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang punya keutamaan dan dilaksanakan di hari istimewa, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni satu hari istimewa tersebut yakni hari turunnya Al Qur'an, yang juga menjadi hari pertama Rasullah SAW menerima wahyu dari Allah Qur'an diturunkan Allah SWT pada manusia melalui tiga tahapan, yaitu dari Allah ke Lauh Mahfudz, lalu ke langit dunia, dan ke Rasullah SAW yang disampaikan berangsur-angsur pada manusia. Beberapa ulama memiliki pendapat berbeda tentang kapan pertama kali Al Qur'an diturunkan. Namun, sebagian besar ulama sepakat Al Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan di hari Hari kelahiran Rasulullah SAWRasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Berdasarkan penanggalan Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 5 Mei 570 M. Rasulullah berpuasa di tiap hari ia dilahirkan, seperti yang disampaikan dalam hadits riwayat Muslim,"Abu Qatadah berkata, "Rasulullah SAW ditanya tentang puasa di hari Senin. Beliau menjawab, "Hari itu aku dilahirkan, dan hari itu aku diutus, serta Al Qur'an diturunkan padaku." HR. Muslim3. Hari amal perbuatan diperiksaRasulullah SAW juga menyambut hari diperiksanya amal perbuatan manusia dengan beribadah sunnah puasa Senin Kamis, seperti disampaikan dalam hadits riwayat Tirmidzi bahwa Rasulullah bersabda,"Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka diperiksa amalku ketika sedang berpuasa." HR. Tirmidzi4. Pintu surga dibuka pada hari Senin dan KamisKeutamaan dan keberkahan hari Senin dan Kamis yaitu dibukanya pintu-pintu surga pada dua hari tersebut. Saat itu, orang-orang mukmid diampuni, kecuali orang mukmin yang sedang bermusuhan. Keutamaan ini terdapat dalam hadits Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka,semua hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seorang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan kedua orang ini sampai keduanya berdamai." mulai rutinkan ibadah puasa Senin Kamis kita seperti Rasullah SAW. Semoga keutamaan dan keberkahannya menghampiri kita, aamiin. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] twu/lus Jakarta - Puasa Senin Kamis adalah salah satu puasa sunah yang biasa dikerjakan Rasulullah SAW. Puasa ini dikerjakan dengan adab dan waktu seperti puasa Ramadhan, hanya saja niat puasa Senin Kamis puasa Senin yaituنَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala. Saya niat puasa hari Senin, sunah karena Allah ta'alaArtinya Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah TaalaSementara itu, niat puasa Kamis yaituنَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala. Saya niat puasa hari Kamis, sunah karena Allah ta'alaArtinya Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah TaalaAda beberapa alasan kenapa Rasullah SAW puasa Senin Kamis rutin dan jarang meninggalkannya. Apa saja?Kenapa Rasulullah SAW puasa Senin Kamis?1. Hari dihitungnya amal perbuatanHari Senin dan Kamis merupakan hari dihitungnya amal perbuatan, seperti dikutip dari seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni Afgani. Karena itu, Rasulullah ingin beribadah puasa sunah di hari Senin dan Kamis, sebagaimaan diriwayatkan dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ"Berbagai amalan dihadapkan kepada Allah pada Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sementara aku sedang berpuasa." HR. Tirmidzi2. Hari istimewa Rasulullah SAWRasulullah menganggap hari Senin dan Kamis sebagai hari istimewa. Sebab, ia lahir, diutus menjadi rasul, dan diturunkan Al Qur'an pada hari Senin, sebagaimana disampaikan dalam hadits riwayat Muslim, Abu Qatadah berkata,"Rasulullah SAW ditanya tentang puasa di hari Senin. Beliau menjawab, "Hari itu aku dilahirkan, dan hari itu aku diutus, serta Al Qur'an diturunkan padaku." HR. MuslimRasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Berdasarkan penanggalan Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 5 Mei 570 itu, Al Qur'an diturunkan Allah SWT pada manusia melalui tiga tahap. Tahap pertama yakni diturunkan Allah ke Lauh Mahfudz. Tahap kedua yakni dari Lauh Mahfudz ke ke langit dunia, lalu tahap ketiga dari langit ke Rasullah SAW. Wahyu tersebut kemudian disampaikan berangsur-angsur pada ulama berbeda pendapat perihal kapan Al Qur'an diturunkan pertama kali. Namun, sebagian besar ulama sepakat Al Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan di hari Senin. Hari turunnya Al Qur'an tersebut merupakan hari pertama Rasulullah SAW mendapat wahyu dari Allah Hari dibukanya pintu-pintu surgaAllah SWT membuka pintu surga di bulan Ramadhan. Selain itu, Allah SWT juga membuka pintu-puntu surga pada hari Senin dan Kamis. Pada dua hari tersebut, dosa-dosa orang-orang mukmin diampuni. Keutamaan ini disampaikan dalam hadits Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka,semua hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seorang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan kedua orang ini sampai keduanya berdamai." kita semua bisa merutinkan puasa Senin Kamis seperti Rasullah SAW, ya, aamiin. Selamat berpuasa! Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] twu/row - Menjalankan puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam yang mukallaf. Di balik kewajiban tersebut, terdapat berbagai manfaat terkait kedekatan seorang muslim terhadap Maqashidus Shaum, Izzudin bin Abdis Salam mengumpulkan banyak riwayat Nabi tentang manfaat dan hikmah ibadah puasa, dengan kesimpulkan terdapat 8 manfaat puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, mengendalikan syahwat, memperbanyak sedekah, menyempurnakan ketaatan, meningkatkan rasa syukur, dan mencegah diri dari perbuatan KetakwaanManfaat pertama puasa tercantum dalam ayat perintah mengerjakan ibadah tersebut. Dalam Surah al-Baqarah183, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."Puasa bukanlah ibadah baru yang khusus diberikan kepada umat Islam saja. Puasa sudah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Namun, untuk umat Islam, terdapat bulan khusus, bulan Ramadan, tempat seorang muslim wakib berpuasa selama 29 atau 30 hari DosaPuasa adalah tindakan pasif seseorang untuk menahan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan syahwat. Puasa ditujukan untuk memurnikan diri. Terkait hal ini, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya pada masa lalu akan diampuni" BukhariBaca juga Bacaan Niat Shalat Tarawih & Witir Ramadhan 1441 H Beserta Artinya Tata Cara Sholat Tarawih 20 Rakaat Berjamaah dan Bacaan Doa Kamilin Mengendalikan SyahwatPuasa Ramadan membuat seseorang tidak makan dan minum sejak fajar terbit hingga matahari terbenam selama 29 atau 30 hari. Dalam keadaan lapar, syahwat akan lebih mudah dikendalikan. Selain itu, puasa dapat menjadi tempat perenungan bagi seorang muslim bahwa lebih banyak orang yang tidak beruntung daripada dirinya, bahwa nafsu-nafsu duniawi tidak menghasilkan apa bin Mas'ud mengisahkan, pernah mendapatkan wejangan dari Nabi Muhammad untuk melakukan salah satu dari dua hal terlebih dahulu. Jika mampu, seorang pemuda hendaknya menikah. Jika belum mampu menikah, maka sang pemuda disarankan untuk berpuasa."Wahai pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena sungguh hal tersebut lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa menjadi pengendali baginya." Bukhari Infografik SC Manfaat Puasa Ramadhan. SedekahPuasa Ramadan adalah kesempatan bagi seorang muslim untuk beramal lebih banyak. Ini adalah bagian mencontoh perbuatan Nabi Muhammad. Diriwayatkan Ibu Abbas, Nabi adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadan, ketika beliau ditemui oleh Malaikat Jibril setiap malam. Jibril mengajak beliau membaca dan mempelajari al-Qur’an. "Ketika ditemui Jibril, Rasulullah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” Muttafaq AlaihMenyempurnakan KetaatanSemestinya dengan berpuasa Ramadan, menyucikan diri dari semua syahwat selama sebulan penuh, seorang muslim akan tiba ke bulan Syawal sebagai sosok baru, yang lebih dekat kepada Allah, dan yang lebih peduli kepada sesama dari derita yang diterima saat Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad bersabda, "Jika bulan Ramadan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” Muslim 1079Baca juga Hukum Mimpi Basah Saat Puasa Ramadhan Batal atau Tidak? Merokok Saat Puasa Ramadhan Hukumnya Batal atau Tidak? Meningkatkan Rasa SyukurPuasa Ramadan selama 29 hingga 30 hari sejatinya adalah bukti kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Di balik kewajiban mengerjakan ibadah ini, Allah memberikan keringanan-keringanan bagi mereka yang tidak sanggup menjalaninya, entah karena sakit atau dalam perjalanan musafir.Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah185, "... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya bilangan hari berpuasa Ramadan dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ” QS. Al Baqarah 185.Mencegah Diri dari Perbuatan MaksiatDiriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda puasa merupakan perisai. Ketika seorang muslim berpuasa, ia tidak boleh mengeluarkan perkataan kasar atau meninggikan suara ketika marah. Jika ada seseorang yang menghinanya, sebaiknya ia berkata, "aku sedang berpuasa" MuslimSecara tidak langsung, orang yang berpuasa akan membentengi dirinya sendiri dari perbuatan buruk yang mengurangi pahala puasa. Semakin banyak ia berpuasa, semestinya semakin berkurang pula potensi kesalahan atau kerusakan yang diperbuatnya. - Sosial Budaya Kontributor FebriansyahPenulis FebriansyahEditor Fitra Firdaus

rasulullah pernah mengatakan puasalah kamu supaya